teknologi pun semakin maju. Sekarang para pelajar sangat dimanjakan
teknologi digital, mulai tugas sekolah, game online, musik, video, film,
hingga media sosial. Momok terbesar pelajar saat ini adalah smartphone. Smartphone
sejatinya memiliki dampak positif, tapi juga memiliki dampak negatif
bagi pengguna. Dalam konteks pembelajaran, smartphone bisa mendukung
proses belajar-mengajar. Namun, masalahnya smartphone justru lebih
dominan berdampak buruk bagi penggunanya terutama pelajar.
Muncul keprihatinan melihat pergaulan pelajar. Kerapkali remaja yang
berada di sebuah forum, tanpa berkomunikasi satu sama lain. Mereka lebih
memilih sibuk dengan smartphone. Remaja sekarang ini asyik dengan
dunianya sendiri.
Populer, gaul, modis, dan diakui oleh teman-teman adalah keinginan
pelajar sekarang. Calon guru harus bisa melakukan transformasi dunia
pendidikan.
Pendidikan sekarang perlu revolusi strategi pembelajaran supaya para
pelajar semakin cerdas dan tidak hanya bisa memanfaatkan kecanggihan
teknologi dari negara lain, melainkan melahirkan generasi yang bisa
menciptakan teknologi yang baru. Dalam dunia pendidikan, pembelajaran bukan sekadar lulus ujian. Bukan
hanya tentang apa yang mereka ketahui ketika mereka lulus, tetapi
pembelajaran harus dicintai dan tertanam dalam diri siswa seumur hidup.
Guru harus bisa mempersiapkan dan menerapkan strategi pembelajaran
yang tepat bagi siswa. Siswa dituntut gemar membaca dan menulis. Dengan
begitu siswa akan terbiasa mencari informasi yang berguna bagi masa
depannya.
Kurangi Metode Ceramah
Revolusi strategi pengajaran yang harus diubah guru adalah, kurangi
metode ceramah, karena siswa cepat merasa bosan dengan metode ini,
bahkan sering tertidur saat guru berceramah.
Siswa dituntut aktif dalam berpendapat, supaya mereka terbiasa aktif
pada saat proses pembelajaran. Manfaatkan informasi dari tekologi
digital sebaik mungkin. Banyak sumber belajar yang mudah didapatkan dari
internet.
Revolusi berikutnya, biasakan siswa untuk berkolaborasi dalam
mendiskusikan permasalahan. Siswa akan lebih mengerti jika belajar
dengan temannya dibandingkan dengan guru.
Guru harus mampu mengubah kondisi belajar-mengajar dan menguasai
pengelolaan kelas serta menerapkan sistem pembelajaran kelompok.
Pengajaran akan semakin berhasil jika sudah memenuhi tingkat taxonomy
bloom.
Generasi penerus bangsa ada di tangan guru. Apakah kita sebagai calon
guru harus diam saja? Mari lakukan revolusi strategi pembelajaran,
untuk mencerdaskan anak bangsa dan mewujudkan mimpi Indonesia.
Theresia Maya Vita Sari, mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
INFO LAINNYA... Guru,
Siswa,
Tips Mengajar